Sistem kelistrikan pada kendaraan mobil selain sistem pengapian dan sistem starter adalah sistem pengisian. Sistem ini merupakan sistem yang mempunyai fungsi menyediakan atau menghasilkan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai.
Baterai pada kendaraan merupakan sumber listrik arus searah. Sifat muatannya adalah akan habis jika dipakai terus secara kontinu. Padahal keperluan arus listrik bagi perlengkapan kendaraan adalah setiap saat,utamanya akan banyak dihabiskan oleh sistem starter. Muatan listrik baterai akan berkurang bahkan habis apabila komponen kelistrikan kendaraan dihidupkan saat mesin mati.
Baterai pada kendaraan merupakan sumber listrik arus searah. Sifat muatannya adalah akan habis jika dipakai terus secara kontinu. Padahal keperluan arus listrik bagi perlengkapan kendaraan adalah setiap saat,utamanya akan banyak dihabiskan oleh sistem starter. Muatan listrik baterai akan berkurang bahkan habis apabila komponen kelistrikan kendaraan dihidupkan saat mesin mati.
Dengan demikian agar baterai selalu siap pakai dalam arti muatannya selalu penuh, maka harus ada suatu sistem yang dapat mengisi ulang muatan. Nah sistem pengisian inilah yang mempunyai fungsi tersebut.Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar. Selama mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya. Arus yang dihasilkan oleh sistem pengisian adalah arus bolak balik. Padahal semua sistem dan komponen kelistrikan kendaraan memakai arus searah. Diodalah yang berfungsi menyearahkan arus bolak balik.
1. KOMPONEN SISTEM PENGISIAN
Adapun komponen sistem pengisian adalah sebagai berikut:
Adapun komponen sistem pengisian adalah sebagai berikut:
1. Baterai,
sebagai sumber arus dan media penyimpanan arus pengisian Fungsi lainnya sebagai pemasok arus listrik untuk kebutuhan lampu-lampu waktu kendaraan berhenti/parkir di malam hari, alarm, jam elektronik, dan sebagainya saat mesin mati.
Ketika mesin hidup, aki berhenti bekerja. la hanya menerima pengisian yang dikirim oleh alternator
sebagai sumber arus dan media penyimpanan arus pengisian Fungsi lainnya sebagai pemasok arus listrik untuk kebutuhan lampu-lampu waktu kendaraan berhenti/parkir di malam hari, alarm, jam elektronik, dan sebagainya saat mesin mati.
Ketika mesin hidup, aki berhenti bekerja. la hanya menerima pengisian yang dikirim oleh alternator
2. Kunci Kontak,
sebagai pemutus dan penghubung arus dari baterai ke regulator
sebagai pemutus dan penghubung arus dari baterai ke regulator
3. Regulator,
Tegangan listrik dar alternator tidak selalu konstan hasilnya, karena hasil listrik alternator tergantung kecepatan putaran mesin. Fungsi regulator adalah mengatur besarnya arsu listrik yang masuk kedalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap/konstan menurut harga yag ditentukan walaupun kecepatannya berubah-ubah, selain itu juga berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu ini akan otomatis mati apabila alternator sudha menghasilkan arus listrik.
Tegangan listrik dar alternator tidak selalu konstan hasilnya, karena hasil listrik alternator tergantung kecepatan putaran mesin. Fungsi regulator adalah mengatur besarnya arsu listrik yang masuk kedalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap/konstan menurut harga yag ditentukan walaupun kecepatannya berubah-ubah, selain itu juga berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu ini akan otomatis mati apabila alternator sudha menghasilkan arus listrik.
Gambar diatas memperlihatkan hubungan fungsi dari regulator, alternator dan baterai. Regulator pada mobil ada dua jenis yaitu regulator tipe kontak point dan regulator tipe IC.
a. regulator alternator tipe kontak point
yaitu memanfaatkan kontak point yang mengikuti voltage regulator dan voltage relay. Voltage regulator dan voltage relay merupakan kumparan yang akan menghasilkan kemagnetan jika di aliri listrik, selanjutnya kemagnetan tersebut akan menggerakkan kontak point.
a. regulator alternator tipe kontak point
yaitu memanfaatkan kontak point yang mengikuti voltage regulator dan voltage relay. Voltage regulator dan voltage relay merupakan kumparan yang akan menghasilkan kemagnetan jika di aliri listrik, selanjutnya kemagnetan tersebut akan menggerakkan kontak point.
b. regulator tipe IC,
untuk regulator tipe ini biasanya dipakai pada mobil keluaran baru. Regulator tipe ini sudah bekerja secara elektronik sehingga lebih awet, keuntungan yang lain dengan menggunakan regulator tipe IC ini adalah
untuk regulator tipe ini biasanya dipakai pada mobil keluaran baru. Regulator tipe ini sudah bekerja secara elektronik sehingga lebih awet, keuntungan yang lain dengan menggunakan regulator tipe IC ini adalah
4. Alternator.
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik yang didapatkan dari mesin menjadi tenaga listrik. Energi mekanik mesin dihubungkan oleh pully yang memutarkan rotor sehingga membangkitkan arus bolak-balik pada stator yang diubah menjadi arus searah oleh dioda. Bagian utama dari sebuah Alternator terdiri dari sebuah rotor yang membangkitkan elektromagnetik, stator yang membangkitkan arus listrik dan dioda yang menyearahkan arus listrik. Sebagai tambahan terdapat pula brush yang mengalirkan arus ke rotor coil untuk membentuk garis gaya magnet, bearing untuk memperhalus putaran motor dan fan untuk mendinginkan rotor, stator, dan dioda. Semua bagian tersebut dipegang oleh front dan rear frame.
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik yang didapatkan dari mesin menjadi tenaga listrik. Energi mekanik mesin dihubungkan oleh pully yang memutarkan rotor sehingga membangkitkan arus bolak-balik pada stator yang diubah menjadi arus searah oleh dioda. Bagian utama dari sebuah Alternator terdiri dari sebuah rotor yang membangkitkan elektromagnetik, stator yang membangkitkan arus listrik dan dioda yang menyearahkan arus listrik. Sebagai tambahan terdapat pula brush yang mengalirkan arus ke rotor coil untuk membentuk garis gaya magnet, bearing untuk memperhalus putaran motor dan fan untuk mendinginkan rotor, stator, dan dioda. Semua bagian tersebut dipegang oleh front dan rear frame.
Konstruksi Alternator terdiri dari:
a. Puli (Pully)
Puli berfungsi untuk tali kipas.
a. Puli (Pully)
Puli berfungsi untuk tali kipas.
b. Kipas (Fan)
Fungsi kipas untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada Alternator.
c. Brush
Yaitu berfungsi sebagai panghantar arus kerotor coil
d. Rotor coil
Rotor tersusun dari inti kutub magnet (pole core), Field coil (rotor koil), slip ring dan rotor shaft. Field coil tersebut digulung dengan cara penggulungan yang arahnya sama dengan putarannya, dan masing-masing ujungnya dihubungkan pada slip ring, kedua inti kutub dipasang pada kutub ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis gaya magnet akan timbul pada saat arus mengalir, salah satu kutub menjadi kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip ring tersebut dibuat dari logam baja putih (stainless stell) dengan permukaan yang berhubungan dengan brush dan dikerjakan sangat halus. Slip ring dipisahkan dari poros rotor (rotor shaft).
Fungsi kipas untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada Alternator.
c. Brush
Yaitu berfungsi sebagai panghantar arus kerotor coil
d. Rotor coil
Rotor tersusun dari inti kutub magnet (pole core), Field coil (rotor koil), slip ring dan rotor shaft. Field coil tersebut digulung dengan cara penggulungan yang arahnya sama dengan putarannya, dan masing-masing ujungnya dihubungkan pada slip ring, kedua inti kutub dipasang pada kutub ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis gaya magnet akan timbul pada saat arus mengalir, salah satu kutub menjadi kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip ring tersebut dibuat dari logam baja putih (stainless stell) dengan permukaan yang berhubungan dengan brush dan dikerjakan sangat halus. Slip ring dipisahkan dari poros rotor (rotor shaft).
e. Stator coil
Stator terdiri dari inti magnet dan kumparan, bagian depan dan belakang dipasang frame sebagai pelindung. Gulungan terdiri dari kawat tembaga yang dilapisi dengan lapisan tipis yang bersifat isolator. Di bagian dalam terdapat slotslot yang terdiri dari tiga kumparan yang terdiri dari tiga kumparan yang bebas. Inti magnet bertugas sebagai saluran garis-garis gaya magnet. Gulungan kawat pada stator berjumlah tiga pasang yang dipasangkan secara segi tiga atau bintang, namun yang paling banyak dipakai adalah hubungan bintang, arus listrik yang dihasilkan adalah arus bolak balik tiga phase.
Stator terdiri dari inti magnet dan kumparan, bagian depan dan belakang dipasang frame sebagai pelindung. Gulungan terdiri dari kawat tembaga yang dilapisi dengan lapisan tipis yang bersifat isolator. Di bagian dalam terdapat slotslot yang terdiri dari tiga kumparan yang terdiri dari tiga kumparan yang bebas. Inti magnet bertugas sebagai saluran garis-garis gaya magnet. Gulungan kawat pada stator berjumlah tiga pasang yang dipasangkan secara segi tiga atau bintang, namun yang paling banyak dipakai adalah hubungan bintang, arus listrik yang dihasilkan adalah arus bolak balik tiga phase.
f. Rectifier (silicon diode)
Pada diode holder terdapat tiga buah diode positif dan tiga buah diode negative. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan dari diode holder pada posisi positif sehingga terisolasi dari end frame. Selama proses penyearah, diode menjadi panas sehingga diode holder bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah diode menjadi terlalu panas. Pada model yang lama bagian diode
positif (+) mempunyai rumah yang lebih besar dari bagian negative (-). Selain
perbedaan tersebut ada lagi perbedaannya yaitu strip merah pada diode positif dan strip hitam pada diode negatif.
Pada diode holder terdapat tiga buah diode positif dan tiga buah diode negative. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan dari diode holder pada posisi positif sehingga terisolasi dari end frame. Selama proses penyearah, diode menjadi panas sehingga diode holder bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah diode menjadi terlalu panas. Pada model yang lama bagian diode
positif (+) mempunyai rumah yang lebih besar dari bagian negative (-). Selain
perbedaan tersebut ada lagi perbedaannya yaitu strip merah pada diode positif dan strip hitam pada diode negatif.
g. Frame
Mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pendukung rotor dan sebagai pemegang dengan mesin, kedua frame mempunyai beberapa saluran udara untuk meningkatkan kemampuan pendinginan.
Mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pendukung rotor dan sebagai pemegang dengan mesin, kedua frame mempunyai beberapa saluran udara untuk meningkatkan kemampuan pendinginan.
Gambar 21. Cara Kerja Intern Pengisian Pada Posisi Mesin Mati
1) Arus yang ke field coil.
Terminal (+) baterai → fusible link → kunci kontak → (IG switch) → fuse terminal IG regulator → point PL 1 → point PL o → terminal F regulator → terminal F alternator → brush → slip ring → rotor coil → slip ring → brush → terminal E alternator → massa body.
Akibatnya rotor terbangkitkan dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus tersebut disebut arus medan (field current).
Terminal (+) baterai → fusible link → kunci kontak → (IG switch) → fuse terminal IG regulator → point PL 1 → point PL o → terminal F regulator → terminal F alternator → brush → slip ring → rotor coil → slip ring → brush → terminal E alternator → massa body.
Akibatnya rotor terbangkitkan dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus tersebut disebut arus medan (field current).
2) Arus ke lampu indicator
Terminal (+) baterai → fusible link → kunci kontak IG (IG switch) → fuse → lampu CHG → terminal L regulator → titik kontak Po→ titik kontak P1 → terminal E regulator → massa body.
Akibatnya lampu indicator (lampu CHG) menyala.
Terminal (+) baterai → fusible link → kunci kontak IG (IG switch) → fuse → lampu CHG → terminal L regulator → titik kontak Po→ titik kontak P1 → terminal E regulator → massa body.
Akibatnya lampu indicator (lampu CHG) menyala.
b. Mesin Dari Kecepatan Rendah ke Kecepatan Sedang.
Sesudah mesin hidup dan rotor pada alternator berputar, tegangan / voltage dibangkitkan dalam stator coil, dan tegangan netral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu charge jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang di keluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada Voltage regulator. Demikianlah salah satu arus medan akan lewat menembus atau tidak menembus resistor R, tergantung pada keadaan titik kontak PO.
Bila gerakan PO dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P2, maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge) tegangannya sama sehingga arus tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai berikut:
a) Tegangan netral
Terminal N alternator → terminal N regulator → magnet coil dari voltage relay → terminal E regulator → massa body. Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat menarik titik kontak Po dan P1 dan selanjutnya Po akan bersatu dengan P2 dengan demikian lampu pengisian (charge) jadi mati.
Sesudah mesin hidup dan rotor pada alternator berputar, tegangan / voltage dibangkitkan dalam stator coil, dan tegangan netral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu charge jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang di keluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada Voltage regulator. Demikianlah salah satu arus medan akan lewat menembus atau tidak menembus resistor R, tergantung pada keadaan titik kontak PO.
Bila gerakan PO dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P2, maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge) tegangannya sama sehingga arus tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai berikut:
a) Tegangan netral
Terminal N alternator → terminal N regulator → magnet coil dari voltage relay → terminal E regulator → massa body. Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat menarik titik kontak Po dan P1 dan selanjutnya Po akan bersatu dengan P2 dengan demikian lampu pengisian (charge) jadi mati.
Gambar 22. Cara Kerja Rangkaian Pengisian Pada Posisi Kecepatan Rendah
b) Tegangan yang keluar (output voltage)
b) Tegangan yang keluar (output voltage)
Terminal B alternator → terminal B regulator → titik kontak P2 → titik kontak Po → magnet coil dari voltage regulator → terminal E regulator → massa body.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PLo akan tertarik pada PL1 sehingga pada kecepatan sedang PLo akan mengambang (seperti pada gambar rangkaian).
c) Arus yang ke field (field current)
Terminal B alternator → IG switch → fuse → terminal IG regulator → point PL1 → point PL2 → resistor R → terminal F regulator → terminal F alternator → rotor coil → terminal E alternator → massa body.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PLo akan tertarik pada PL1 sehingga pada kecepatan sedang PLo akan mengambang (seperti pada gambar rangkaian).
c) Arus yang ke field (field current)
Terminal B alternator → IG switch → fuse → terminal IG regulator → point PL1 → point PL2 → resistor R → terminal F regulator → terminal F alternator → rotor coil → terminal E alternator → massa body.
Dalam hal ini jumlah arus / tegangan yang masuk ke rotor coil biasanya melalui dua saluran.
1. Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PLo dari PL1 maka arus yang mengalir ke rotor coil akan melalui resistor R. Akibatnya arus akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil pun kecil (berkurang).
2. Sedangkan jika pada saat voltage regulator lemah dan PLo tidak tertarik pada PL1 maka arus yang ke rotor coil akan tetap melalui poin PL1 ke PLo. Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan normal kembali.
d) Output current
Terminal B alternator → baterai dan beban → massa body
c. Mesin dari Kecepatan Sedang ke Kecepatan Tinggi
Bila putaran mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator menjadi naik, dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat.
Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus-putus (intermittently), akan tetapi selama mesin berputar tinggi arus dapat mengalir ke rotor coil. Dengan kata lain, gerakan titik kontak PLo dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan titik kontak PL2. Bila gerakan titik kontak PLo pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL2, field coil akan dibatasi. Bagaimana pun juga, point Po dari voltage relay tidak akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
1) Voltage Neutral (tegangan netral)
Terminal N alternator → terminal N regulator → magnet coil dari voltage relay → terminal E regulator → massa body. Arus ini sering disebut juga neutral voltage
2) bOutput voltage
Terminal B alternator → terminal B regulator → point P2 → point Po → magnet coil dari N regulator → terminal E regulator. Ini yang disebut dengan output voltage.
1. Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PLo dari PL1 maka arus yang mengalir ke rotor coil akan melalui resistor R. Akibatnya arus akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil pun kecil (berkurang).
2. Sedangkan jika pada saat voltage regulator lemah dan PLo tidak tertarik pada PL1 maka arus yang ke rotor coil akan tetap melalui poin PL1 ke PLo. Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan normal kembali.
d) Output current
Terminal B alternator → baterai dan beban → massa body
c. Mesin dari Kecepatan Sedang ke Kecepatan Tinggi
Bila putaran mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator menjadi naik, dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat.
Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus-putus (intermittently), akan tetapi selama mesin berputar tinggi arus dapat mengalir ke rotor coil. Dengan kata lain, gerakan titik kontak PLo dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan titik kontak PL2. Bila gerakan titik kontak PLo pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL2, field coil akan dibatasi. Bagaimana pun juga, point Po dari voltage relay tidak akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
1) Voltage Neutral (tegangan netral)
Terminal N alternator → terminal N regulator → magnet coil dari voltage relay → terminal E regulator → massa body. Arus ini sering disebut juga neutral voltage
2) bOutput voltage
Terminal B alternator → terminal B regulator → point P2 → point Po → magnet coil dari N regulator → terminal E regulator. Ini yang disebut dengan output voltage.
Gambar 23. Cara Kerja Rangkaian Pengisian Pada Posisi Kecepatan Tinggi
3) Tidak ada arus ke Field Current
Terminal B alternator → IG (switch) → fuse → terminal IG regulator → resistor R → terminal F regulator → terminal F alternator → rotor coil → point PLo → ground (no. F.C) → terminal E alternator → massa (F current). Bila arus resistor R → mengalir terminal F regulator → rotor coil → massa, akibatnya arus yang ke rotor ada, tetapi jika PLo menempel PL 2 → maka arus mengalir ke massa sehingga yang ke rotor coil tidak ada.
4) Output Current
Terminal B alternator baterai / load masa.
Terminal B alternator → IG (switch) → fuse → terminal IG regulator → resistor R → terminal F regulator → terminal F alternator → rotor coil → point PLo → ground (no. F.C) → terminal E alternator → massa (F current). Bila arus resistor R → mengalir terminal F regulator → rotor coil → massa, akibatnya arus yang ke rotor ada, tetapi jika PLo menempel PL 2 → maka arus mengalir ke massa sehingga yang ke rotor coil tidak ada.
4) Output Current
Terminal B alternator baterai / load masa.
Type IC Regulator
a. Konstruksi
Konstruksi pada alternator type IC Regulator hampir sama dengan yang ada pada type konvensional, yang membedakan keduanya adalah hanya pada penggunaan IC Regulatornya .
a. Konstruksi
Konstruksi pada alternator type IC Regulator hampir sama dengan yang ada pada type konvensional, yang membedakan keduanya adalah hanya pada penggunaan IC Regulatornya .
Gambar 24. Gambar Alternator Type IC Regulator
Disini akan ditambahkan beberapa komponen yang ada pada Alternator dengan type IC Regulator dimana di dalam type konvensional tidak ada. Komponen tersebut adalah:
Disini akan ditambahkan beberapa komponen yang ada pada Alternator dengan type IC Regulator dimana di dalam type konvensional tidak ada. Komponen tersebut adalah:
IC Regulator
IC Regulator mempunyai fungsi membatasi tegangan yang dikeluarkan alternator dengan mengatur arus field yang mengalir pada rotor coil. Perbedaan antara keduanya adalah pemutusan arus, sedangkan pada regulator type poin pemutusan arus oleh relay. IC (Integrited Circuit) adalah sirkuit yang dikecilkan yang terdiri dari bagian-bagian listrik dan elektronik kecil (transistor, dioda,
resistor, kapasitor, dan lain-lain).
IC Regulator mempunyai fungsi membatasi tegangan yang dikeluarkan alternator dengan mengatur arus field yang mengalir pada rotor coil. Perbedaan antara keduanya adalah pemutusan arus, sedangkan pada regulator type poin pemutusan arus oleh relay. IC (Integrited Circuit) adalah sirkuit yang dikecilkan yang terdiri dari bagian-bagian listrik dan elektronik kecil (transistor, dioda,
resistor, kapasitor, dan lain-lain).
Gambar 25. Terminal IC Regulator
Gambar 26. Skema Dasar IC Regulator
Lihat gambar 26 di atas, dalam sirkuit diagram IC regulator pada saat tegangan output terminal B rendah tegangan baterai mengalir ke Tr1 melalui resistor R1 dan Tr1 ON pada saat itu arus field ke rotor coil mengalir dari B → rotor coil → F → Tr1 → E.
Putaran rendah : B → R1 → B Tr1 → E Tr1 → massa. Mengakibatkan
Tr1 ON. Stator → Rotor Coil → F → C Tr1 → Massa.
Putaran tinggi : B→ R1 → DZ → B Tr2 → E Tr2 → Massa. Mengakibatkan Tr2 ON. Stator Coil → B → R1 → C Tr2 → E Tr2 → Massa. Mengakibatkan Tr1 OFF.
Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang lebih tinggi itu dialirkan ke dioda zener (ZD) dan bila tegangan (ZD) menjadi penghantar akibatnya Tr2 ON dan Tr1 OFF.
Alternator pada gambar tersebut adalah compact alternator dengan netral point dioda. Pada alternator, IC regulator yang mengatur arus perangsang (exceting current). IC berfungsi sebagai detektor rotor coil open circuit dan untuk lampu peringatan pengisian.
Putaran rendah : B → R1 → B Tr1 → E Tr1 → massa. Mengakibatkan
Tr1 ON. Stator → Rotor Coil → F → C Tr1 → Massa.
Putaran tinggi : B→ R1 → DZ → B Tr2 → E Tr2 → Massa. Mengakibatkan Tr2 ON. Stator Coil → B → R1 → C Tr2 → E Tr2 → Massa. Mengakibatkan Tr1 OFF.
Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang lebih tinggi itu dialirkan ke dioda zener (ZD) dan bila tegangan (ZD) menjadi penghantar akibatnya Tr2 ON dan Tr1 OFF.
Alternator pada gambar tersebut adalah compact alternator dengan netral point dioda. Pada alternator, IC regulator yang mengatur arus perangsang (exceting current). IC berfungsi sebagai detektor rotor coil open circuit dan untuk lampu peringatan pengisian.
Gambar 27. Cara Kerja IC Regulator
2. Cara Kerja Sistem Pengisian IC Regulator
1. Kunci kontak ON, mesin mati
Bila kunci kontak ON, maka tegangan baterai mengalir ke terminal IC Regulator. Tegangan akan dideteksi oleh MIC dan Tr1 ON, arus perangsang mengalir ke rotor coil melalui baterai dan terminal B. Lihat gambar dibawah ini:
2. Cara Kerja Sistem Pengisian IC Regulator
1. Kunci kontak ON, mesin mati
Bila kunci kontak ON, maka tegangan baterai mengalir ke terminal IC Regulator. Tegangan akan dideteksi oleh MIC dan Tr1 ON, arus perangsang mengalir ke rotor coil melalui baterai dan terminal B. Lihat gambar dibawah ini:
Gambar 28. Skema Arus Pada Posisi Kunci Kontak ON Mesin Mati
Untuk mengurangi pengeluaran arus baterai pada saat kunci kontak ON seperti ini, MIC mempertahankan arus perangsang pada harga yang kecil (0,2 A) dengan ON – OFF pada Tr1 dengan cara terputus-putus. Tegangan terminal P adalah 0 dan ini dideteksi oleh MIC dan mengakibatkan Tr2 OFF, Tr3 ON sehingga lampu peringatan pengisian menyala.
Untuk mengurangi pengeluaran arus baterai pada saat kunci kontak ON seperti ini, MIC mempertahankan arus perangsang pada harga yang kecil (0,2 A) dengan ON – OFF pada Tr1 dengan cara terputus-putus. Tegangan terminal P adalah 0 dan ini dideteksi oleh MIC dan mengakibatkan Tr2 OFF, Tr3 ON sehingga lampu peringatan pengisian menyala.
2. Pembangkitan arus oleh alternator (tegangan dibawah standar)
Gambar 29. Skema Pembangkit Arus Oleh Altenator
Bila alternator mulai membangkitkan arus, maka tegangan terminal P naik MIC merubah Tr1 dan ON – OFF putus-putus menjadi terus ON ini menyebabkan baterai mengalirkan arus perangsang yang cukup ke rotor coil.
Pada saat tegangan terminal P naik, MIC membuat Tr3 OFF dan Tr2 ON dan lampu peringatan pengisian mati. Jalannya rotor coil berputar → stator coil menghasilkan arus → B alternator mengisi baterai. Arus N alternator → N relay → kumparan positif, maka lampu mati karena tidak dapat massa. Kontak poin semula F → IG berpindah F → B. Dioda zener tidak menjadi penghantar bila output alternator dibawah tegangan regulator. Demikian arus yang mengalir ke Tr1 terputus oleh zener dioda.
Pada saat tegangan terminal P naik, MIC membuat Tr3 OFF dan Tr2 ON dan lampu peringatan pengisian mati. Jalannya rotor coil berputar → stator coil menghasilkan arus → B alternator mengisi baterai. Arus N alternator → N relay → kumparan positif, maka lampu mati karena tidak dapat massa. Kontak poin semula F → IG berpindah F → B. Dioda zener tidak menjadi penghantar bila output alternator dibawah tegangan regulator. Demikian arus yang mengalir ke Tr1 terputus oleh zener dioda.
3. Pembangkitan arus oleh alternator (mencapai tegangan standar)
Pengisian tetap tidak menyala bila Tr1 ON dan tegangan terminal S
mencapai harga standar, kondisi seperti ini dideteksi oleh MIC dan Tr1 OFF. Apabila tegangan terminal S turun di bawah standar maka MIC mendeteksi penurunan ini dan Tr1 ON lagi.
Pengulangan proses ini terminal S akan terus pada harga standar tegangan terminal P tinggi MIC mempetahankan Tr3.
Pengisian tetap tidak menyala bila Tr1 ON dan tegangan terminal S
mencapai harga standar, kondisi seperti ini dideteksi oleh MIC dan Tr1 OFF. Apabila tegangan terminal S turun di bawah standar maka MIC mendeteksi penurunan ini dan Tr1 ON lagi.
Pengulangan proses ini terminal S akan terus pada harga standar tegangan terminal P tinggi MIC mempetahankan Tr3.
Gambar 30. Skema Pembangkit Arus Oleh Altenator
4. Terbuka pada sirkuit regulator sensor (Terminal S)
Bila sirkuit regulator sensor terbuka pada saat alternator berputar (tidak ada input dari terminal S) yang dideteksi oleh MIC Tr1 ON dan OFF untuk mempertahankan tegangan terminal B antara 13,3 V dan 16,3 V. Bila MIC mendeteksi (tidak ada input dari terminal S) Tr2 OFF dan Tr3 ON menyebabkan lampu peringatan menyala.
Bila sirkuit regulator sensor terbuka pada saat alternator berputar (tidak ada input dari terminal S) yang dideteksi oleh MIC Tr1 ON dan OFF untuk mempertahankan tegangan terminal B antara 13,3 V dan 16,3 V. Bila MIC mendeteksi (tidak ada input dari terminal S) Tr2 OFF dan Tr3 ON menyebabkan lampu peringatan menyala.
Gambar 31. Terbukanya Sirkuit Regulator Sensor
5. Terbuka pada terminal B alternator
Pengisian baterai yang tidak dapat berlangsung sehingga MIC mempertahankan tegangan terminal B 20 V dengan basis tegangan terminal P membuat Tr1 ON dan Tr2 OFF. Bila pengisian baterai tidak terus berlangsung maka tegangan baterai tentu akan menurun, Tegangan baterai turun dibawah 13V,
ini dideteksi oleh MIC selanjutnya Tr2 OFF dan Tr3 ON dan menyebabkan lampu
peringatan menyala.
5. Terbuka pada terminal B alternator
Pengisian baterai yang tidak dapat berlangsung sehingga MIC mempertahankan tegangan terminal B 20 V dengan basis tegangan terminal P membuat Tr1 ON dan Tr2 OFF. Bila pengisian baterai tidak terus berlangsung maka tegangan baterai tentu akan menurun, Tegangan baterai turun dibawah 13V,
ini dideteksi oleh MIC selanjutnya Tr2 OFF dan Tr3 ON dan menyebabkan lampu
peringatan menyala.
Gambar 32. Terbuka Pada Sirkuit B Altenator
6. Terbukanya sirkuit rotor coil
Bila rotor coil terbuka pengisian baterai berhenti dikarenakan pembangkitan listrik berhenti dan tegangan output terminal P menjadi nol. Bila kondisi ini tidak ada pembangkitan listrik tegangan terminal P nol, kondisi ini dideteksi oleh MIC dan Tr2 OFF sedangkan Tr3 ON lampu peringatan menyala.
Sumber : http://denny333.wordpress.com/2012/07/11/sistem-pengisian-charging-system/
6. Terbukanya sirkuit rotor coil
Bila rotor coil terbuka pengisian baterai berhenti dikarenakan pembangkitan listrik berhenti dan tegangan output terminal P menjadi nol. Bila kondisi ini tidak ada pembangkitan listrik tegangan terminal P nol, kondisi ini dideteksi oleh MIC dan Tr2 OFF sedangkan Tr3 ON lampu peringatan menyala.
Sumber : http://denny333.wordpress.com/2012/07/11/sistem-pengisian-charging-system/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar